Makna Lagu Deewani Mastani – Shreya Ghoshal

makna-lagu-deewani-mastani-shreya-ghoshal

Makna Lagu Deewani Mastani – Shreya Ghoshal. “Deewani Mastani” yang dinyanyikan Shreya Ghoshal tetap bertahta sebagai salah satu lagu paling megah dan memabukkan dalam sejarah musik film India sejak dirilis pada akhir 2015. Masuk dalam film Bajirao Mastani, lagu ini bukan sekadar nomor dansa, melainkan lukisan suara tentang cinta yang sudah melampaui akal sehat, cinta yang rela membakar diri demi satu tatapan saja. Hampir sepuluh tahun berlalu, lagu ini masih membuat bulu kuduk berdiri setiap kali nada pembuka tabla dan sitar mengalun. BERITA BASKET

Kemegahan di Balik Proses Penciptaan: Makna Lagu Deewani Mastani – Shreya Ghoshal

Lagu ini adalah mahakarya Sanjay Leela Bhansali sendiri yang bertindak sebagai komposer sekaligus penulis lirik (dibantu Nasir Faraaz). Ia ingin menciptakan sesuatu yang terdengar seperti qawwali klasik bertemu opera, hasilnya adalah aransemen selama hampir tujuh menit yang terasa seperti perjalanan spiritual.

Shreya Ghoshal merekam bagian vokalnya dalam kondisi setengah trance. Ia hanya diberi satu arahan sederhana: “Nyanyikan seperti Mastani sedang menari di depan Bajirao untuk terakhir kalinya.” Hasilnya, setiap alik (hiasan nada) yang keluar dari mulut Shreya terasa hidup, seperti kain sutra yang bergerak mengikuti angin. Backing vokal qawwali dari 40 penyanyi membuat lagu ini terasa seperti ribuan orang sedang mendoakan cinta yang mustahil itu.

Makna yang Tersembunyi di Balik Kemewahan: Makna Lagu Deewani Mastani – Shreya Ghoshal

Di permukaan, “Deewani Mastani” adalah lagu seorang wanita yang mempersembahkan tarian dan kecantikannya untuk kekasih. Tapi kalau didengar dalam-dalam, ini adalah lagu tentang penyerahan total yang tragis.

Baris “Teri nazar ne ye kya kar diya, humne toh pehli mulakat mein hi dil haar diya” bukan sekadar rayuan, melainkan pengakuan bahwa sejak pandangan pertama, Mastani sudah tahu ia tak akan pernah bisa lepas lagi. Ia menyebut dirinya “deewani” dan “mastani” secara harfiah: gila dan mabuk, karena cinta ini sudah membuatnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Bagian klimaks “Aaj maangu main rab se bas yahi, Bajirao… sang jiyoon sang marun” adalah puncaknya: ia tak lagi meminta keabadian cinta, ia hanya meminta boleh hidup dan mati bersama orang yang sama. Cinta di sini sudah jadi agama baru.

Warisan yang Masih Hidup

“Deewani Mastani” langsung jadi benchmark lagu megah yang sulit dilampaui. Ribuan penari klasik, baik Kathak maupun Bharatanatyam, memilih lagu ini sebagai karya wajib untuk pertunjukan besar. Di setiap acara pernikahan mewah atau sangeet, pasti ada satu nomor tari yang terinspirasi dari koreografi ikonik ini.

Lagu ini juga sering diputar saat perpisahan atau pemakaman, anehnya, karena orang merasa baris “Sang jiyoon sang marun” seperti doa terakhir yang paling indah untuk pasangan yang akan abadi meski tubuh terpisah.

Kesimpulan

“Deewani Mastani” bukan sekadar lagu, melainkan monumen cinta yang rela jadi abu demi satu detik kebersamaan. Shreya Ghoshal dan Sanjay Leela Bhansali berhasil mengabadikan perasaan ketika seseorang sudah tak lagi punya batas antara dirinya dan orang yang dicintai. Dan selama manusia masih bisa tergila-gila hingga lupa nama sendiri, selama itu pula lagu ini akan terus mengalun, mengingatkan kita bahwa cinta paling agung adalah yang membuat kita rela jadi “deewani” tanpa penyesalan sedikit pun.

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *